Senin, 30 September 2013

sungaipakning(jadi)kab.bengkalis

Jalan yg aku tempuh adl jalan sunyi. Jalan yg jarang dilalui org. Tidak semua org suka dngan jalanku. Barangkali tidak popular dan tidak biasa. Barangkali tidak menjanjikan apa-apa, selain kesunyian.

Tetapi, mengapa aku memilih jalan sunyi itu padahal jelas-jelas banyak org tidak menempuhnya?

Hingga saat ini aku belum mendapat jawaban yg mantap. Paling-paling aku hanya bisa menjawab, bahwa aku memilih jalan itu karena sesuai dengan karakter dan kepribadianku. Ya, begitu saja. Bisa saja aku memilih jalan yg banyak ditempuh layaknya kawan-kawanku juga, karena secara kualitas keilmuan, kapabilitas, tidak jauh berbeda dngan mereka. Tapi, ya itu tadi, sebagaimana yg aku sebutkan di atas, tidak cocok dengan karakter dan kepribadianku.

Meski jalan ini jalan penuh kesunyian aku harus menempuhnya, karna sudah menjadi pilihanku. Aku telah memilihnya, maka aku harus bertanggungjawab. Jadi, aku tidak boleh mengeluh  dan tidak pula bersedih karena kondisi itu

 Mengapa aku mengatakan demikian, karna keluhan dan kesedihan sering aku rasakan di jalan ini. Jalan ini begitu terjal, penuh kerikil, bebatuan, dan lubang yg menganga, yg membuatku sulit berjalan cepat, dan harus hati-hati dalam melangkah.

Semua keadaan itu menggoda aku untuk marah, mengeluh, menggerutu, sumpah serapah, dan hal-hal negatif lainnya.

Aku harus yakin bahwa jalan ini adl jalan menuju keindahan dan kebahagiaan. Aku harus yakin seyakin-yakinnya di ujung jalan sana ada sebuah DUNIA yg penuh pesona, penuh kenikmatan, penuh keindahan, dan penuh kebahagiaan, yg kontras dengan jalan ini sendiri.

Itulah SEBUAH DUNIA yg dijadikan balasan bagiku jika kelak aku dapat sampai di ujung jalan ini. Aku harus yakin bahwa jalan yang kutempuh ini bukan jalan buntu, bukan pula jalan yg penuh kesia-siaan. Aku harus yakin itu.